Usbu’ Qur’an.. semangat!!


Hari ini, tepatnya jam 6 lebih, seperti biasa setiap pekanan, menjalani aktifitas rutin, liqa’at bersama teman-teman dan juga murabbiyah. ada banyak cerita, ada banyak kisah setiap di pertemuannya. pagi ini, untuk kesekian kali, murabbiyah tak pernah letih menyemangati kami para mad’u nya untuk senantiasa dekat dan bersahabat dengan al qur’an. sesibuk apapun kami.
dan begitupun materi pagi hari ini, menceritakan tentang
 
“BAGAIMANA KIAT_KIAT AGAR KITA ISTIQOMAH BERINTERAKSI DENGAN AL QUR’AN?”
ya saya akan men-sharekan apa yang tadi telah saya catat. semoga bermanfaat bagi teman-teman semua untuk senantiasa bersemangat menjadi para shahibul qur’an.. yuuuk.. 🙂
 
Rasulullah SAW, bersabda :
“Ber-*muahada-lah bersama al qur’an, demi jiwa Muhammad yang ada di tanganNya, sesungguhnya al Qur’an ini lebih cepat hilangnya daripada onta yang hilang dari ikatan nya” [HR. Muttafaq ‘alaih]
nb : muahadah : tekad besar untuk melaksanakan sesuatu untuk mendapatkan apa yang diinginkan dari sesuatu yang dilaksanakan tersebut.
ya, al qur’an ini lebih cepat hilang dari ingatan kita apabila kita menyepelekannya..
Jadi teringat qhadaya’ teman satu liqa’, yang berkisah tentang pengalamannya yang cukup membuatnya trauma untuk menghafal al Qur’an. beliau bercerita, bahwa dulu ketika masih duduk di bangku ponpes setaraf SMA, ia sempat semangat dalam menghafal qur’an karena keinginan nya untuk bisa merasakan study di Al azhar, cairo. semangat itu dibentuk dengan cara berlomba dengan teman pria nya. mereka saling berlomba, siapa yang cepat menghafal diharapkan bisa membuat iri bagi yang belum berhasil menyaingi hafalan temannya tersebut. alhamdulillah, cara tersebut berhasil, sehingga pada akhir kelas 3, beliau bisa menghafal 3 Juz al Qur’an. begitu pula teman pria nya tersebut. dan alhasil, ketika kelulusan tiba, beliau beserta teman pria nya tersebut mencoba mendaftarkan diri untuk bisa melanjutkan study di negara impian mereka, ya negeri para nabi, negeri kaya ilmu, Cairo, mesir. sayangnya Allah berkehendak lain, mereka berdua sama sekali tidak lolos seleksi. pupuslah harapan, kecewa. itu manusiawi. namun kecewa itu membuat beliau surut dalam menghafal qur’an. sehingga tidak lama dari pengumuman seleksi itu, beliau berkisah, hanya beberapa bulan saja, hafalan beliau hilang sama sekali. Ya, 3 juz itu hilang tidak membekas dalam ingatan beliau. bahakn beliau bercerita, bahwa beliau sudah mencoba untuk menghafalnya kembali, tapi sama sekali tidak bisa mengingatnya. dan hal inilah yang membuat beliau merasa, apa yang di alaminya adalah bentuk teguran dari Allah. entah mungkin karena niat beliau yang melenceng, begitu yang di rasanya. dan seketika, ia menangis.. 😥
hal itulah yang membuat beliau merasa “sedikit” trauma untuk menghafal kembali. belia khawatir, ketika telah susah-susah untuk menghafal, namun hafalannya hilang kembali.. Rabbi, air matanya tidak berhenti bersamaan dengan kisah yang tak berhenti mengalir dari bibirnya. kami hanya mampu terdiam. hening.
dan, tibalah saat dimana murabbiyah memberikan masukan juga penguatan kepada beliau. Bahwa, tidak salah bila kita menghafal al qur’an, demi cita-cita kita untuk bisa meraih ilmu di negeri orang. namun jelas, niat itu masih dalam tataran duniawi. sehaursnya kita berpikir dan menanamkan dalam hati kita, bahwa, menghafal al Qur’an adalah investasi jangka panjang yang diharapkan bisa bermanfaat bagi orang-orang disekeliling kita. tatarannya tidak terbatas pada duniawi semata, namun juga harus memikirkan tataran ukhrawi. dan perlu diingat, semua ‘amal yang kita lakukan, akan dibalas atau dinilai berdasarkan niat awal kita..
“Innamal a’malu binniyat, wa innamal likulim ri immanawwa..”
ya, intinya, untuk apapun yang terjadi, periksa niat kita. bisa saja apa yang kita dapat selama ini, adalah salah satu dampak dari lintasan niat-niat yang ada dalam hati kita.
Yah, back to point di atas.. ada 3 kiat, untuk membantu kita bisa istiqomah berinteraksi dengan al Qur’an, yaitu :
1. Perlunya memahami bahwa berinteraksi dengan al Qur’an merupakan jalan turunnya Rahmat Allah SWT.
harus dipahami, bahwa, masuk nya kita ke syurga, bukan dampak dari ‘amal-‘amal shalih kita. karena sebanyak apapun ‘amal shalih kita tidak akan cukup untuk bisa memasuki syurga. kita bisa memasuki syurga itu adalah semata-mata karena Rahmat Allah SWT. bahkan, ada kisah dimana seorang pelacur yang memberikan makan kepada anjing yang kelaparan dan pelacur tersebut akhirnya masuk syurga. ya, itu semua karena rahmat Allah. dan salah satu cara untuk bisa mendapatkan rahmat Allah adalah dengan menghafal, mempelajari dan mengimplementasikan ajaran al Qur’an dalam hidup kita.
Makna interaksi disini tidak hanya sebatas aktifitas tilawah. seorang ustadz [seorang hafidz qur’an], memberikan tausiyahnya. “hendaklah kita membagi 3 waktu dalam sehari untuk berinteraksi dengan al Qur’an, yaitu : Membaca, Mentadabburi dan Menghafalkannya. insya allah dengan seperti ini, kita tidak hanya mampu menghafal al Qur’an secara akal saja, melainkan al Qur’an tersebut mampu menjadi ruh dalam diri kita [masuk ke dalam Qalbu]. sehingga menjaga penghafalnya dari hal-hal yang dapat merusak imannya juga hafalannya. karena ia senantiasa dalam lindungan dan pengawasan Allah. Subhanallah!
2. Memahami pentingnya berinteraksi dengan Al Qur’an dapat menjadi peluang agar terseleksi menjadi hamba pilhan Allah.
Siapa yang tidak ingin menjadi hamba pilihan Allah? saya yakin, pasti semua orang mukmin sangat menginginkannya. karena, dalam suatu hadits, Allah memiliki wali-wali[keluarga] di muka bumi. dimana wali-wali Allah tersebut adalah para penghafal qur’an. subhanallah, bahagianya menjadi keluarga Allah. karena setiap mata, pendengaran, langakah kita senantiasa dalam pengawasan dan bimbingan Allah.
namun, bagi yang sampai saat ini belum berhasil menjadi hafidz/hafidzah, jangan berputus asa. sekalipun kita menghafal, hanya terbatas 1 atau bahkan beberapa juz, lalu atas kehendak Allah, IA memanggil kita kembali padanya[meninggal], insya allah kita akan digolongkan sebagai salah satu para penghafal qur’an. karena melihat perjuangan kita dalam menghafalkannya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan kita, bukan hanya seberapa banyak ayat yang mampu kita hafal. jadi, tetap optimis yaa.. ^_______________^
3. Senantiasa menyadari, bahwa dengan berinteraksi dengan Al qur’an, merupakan bentuk komitmen diri untuk senantiasa mempelajari al Qur’an.
4. Yang terakhir, jangan lupa, untuk senantiasa berdo’a kepada Allah, agar Allah senantiasa membersamai kita dengan al Qur’an, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
yaaak, subhanallah sekali materi liqa’ pagi hari ini. Ada embun yang menetes di hati pada setiap kata yang di ucapkan oleh Murrabbiyah yang sangat komitmen dalam menghafalkan al Qur’an. selalu tersemangati dan selalu menanti semua materi yang berkaitan dengan indahnya menghafal dan mempelajari al Qur’an.
hingga tibalah di sesi akhir liqa, Murabbiyah memutuskan untuk mengadakan program Usbu” Qur’an [pekan Qur’an]. dimana kami dituntut untuk bisa menghatamkan al Qur’an selama 2pekan. dimana dalam sehari, kami harus mampu tilawah sebanyak 2juz. Harus!!
harapannya, bukan sekedar formalitas dalam pemenuhan target program liqa’ saja, melainkan ini bisa menjadikan kita semakin dekat dengan al Qur’an dimanapun kita berada. dan insya allah, membiasakan diri kita untuk bisa khatam seperti para sahabat, dimana mereka senantiasa mengkhatamkan al Qur’an dalam sepekan. hmmm.. berat dan tertantang, palu sudah di ketuk. tanda program ini sudah dimulai.
do’akan saya ya teman-teman, semoga istiqomah untuk senantiasa membaca, menghafalkan, mempelajari dan mengimplementasikan ajaran al Qur’an dalam kehidupan saya. terutama bisa memenuhi target khatam qur’an dalam 2 pekan. bismillah.. semoga kita semua, diberikan kesempatan menjadi sahabat al Qur’an, khususnya wali Allah di muka bumi..
-Yogyakarta, penuh cinta, senyum dan air mata-
:: 18 Maret 2012 ::

Tinggalkan Jejak Ya..^^